Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berani Main Keroyokan, Cogil Ditangkap Satreskrim Polresta Barelang

Berani Main Keroyokan, Cogil Ditangkap Satreskrim Polresta Balerang

Satria Mahathir atau Cogil ditangkap Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Barelang, Kepulauan Riau. Cogil ditahan oleh polisi karena diduga terlibat dalam kasus penganiayaan terhadap seorang anak yang merupakan anggota DPRD Kepulauan Riau.

Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Dwi Ramadhanto, menjelaskan bahwa penangkapan Satria Mahathir atau Cogil terkait dengan dugaan tindak penganiayaan terhadap RA, seorang anak di bawah umur yang merupakan putra dari salah satu anggota DPRD Kepulauan Riau. Kejadian ini dilaporkan terjadi pada tanggal 31 Desember 2023, di salah satu kafe di Batam.

"Korban dan pelaku bersenggolan, hingga terjadi perkelahian di dalam kafe dan di luar kafe," ungkap Dwi Ramadhanto pada Kamis (4/1/2024). Menurutnya, Cogil hadir di Batam pada waktu tersebut untuk menghadiri undangan salah satu acara tahun baru.

Selain Satria Mahathir alias Cogil, polisi juga berhasil mengamankan tiga pelaku lain yang terlibat dalam insiden tersebut. Kejadian ini menarik perhatian publik terhadap konflik yang melibatkan figur publik dan menunjukkan pentingnya penegakan hukum dalam menanggapi kasus kekerasan.

Dwi Ramadhanto melanjutkan bahwa kejadian tersebut bermula dari adanya gesekan antara Cogil dan RA, yang kemudian berujung pada perkelahian di dalam dan di luar sebuah kafe di Batam pada malam pergantian tahun. Detil mengenai penyebab gesekan belum dijelaskan secara rinci.

Satria Mahathir alias Cogil, datang ke Batam untuk menghadiri undangan dalam rangka menyambut tahun baru. Namun, pertemuan tersebut berubah menjadi kejadian yang tragis ketika terlibat dalam insiden penganiayaan dengan seorang anak di bawah umur yang merupakan anggota DPRD Kepulauan Riau.

Polisi mengambil tindakan tegas dengan menangkap Cogil dan tiga pelaku lainnya yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Kejadian ini menimbulkan kehebohan di media sosial dan menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Kasus ini juga mencerminkan kompleksitas dalam mengelola interaksi dan konflik yang melibatkan tokoh publik di era digital, di mana segala peristiwa dapat dengan cepat menjadi perhatian luas.

Pihak berwenang akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus ini, dan proses hukum akan berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kasus penganiayaan ini menjadi pengingat penting tentang perlunya menjaga keamanan dan menghormati hak-hak individu, bahkan dalam konteks aktivitas sosial dan hiburan di media sosial.